Laman

Selasa, 10 Januari 2012

BMX : Kultur Sepeda Yang Tak Pernah Luntur


 

Akhir dekade 1960-an, California selatan menjadi tempat kelahiran bagi trend sepeda yang kelak menjadi sejarah seru untuk selalu diingat, yaitu trend sepeda BMX. Saat itu olahraga motorcross mencapai kepopulerannya secara signifikan sehingga nyaris semua remaja dan anak-anak berusaha meniru olahraga itu dan melakukannya dengan sepeda mereka. Saat itu sebagian besar sepeda di pasaran diproduksi hanya untuk keperluan transportasi dan kebanyakan memiliki desain yang nyaris sama sehingga tidak ada sepeda dengan spesifikasi untuk kebutuhan tertentu.




Konon, istilah BMX didapatkan dari perpaduan aktivitas anak-anak saat itu, yaitu bicycle motorcross. Saat itu sepeda yang paling memenuhi kriteria secara fungsi dan penampilan adalah sepeda yang diproduksi oleh Schwinn dengan seri Sting-Ray. 



Schwinn yang diproduksi tahun 1963 ini sengaja dirancang untuk memenuhi minat para konsumen yang sebagian besar anak-anak sebagai jawaban trend sepeda motor dan muscle car. Sehingga, Schwinn Sting-Ray akhirnya mampu meraup sekitar 70% dari seluruh penjualan sepeda dalam waktu lima tahun peluncurannya. 



Saat itu, beberapa anak-anak juga sudah mulai berani menambahkan atau mengurangi part sepeda mereka untuk mendapatkan performa BMX yang mereka inginkan. Remaja dan anak-anak yang tidak mampu berlaga di arena motocross kemudian membuat track-nya sendiri yang terkesan liar dan urakan tanpa aturan serta menggunakan sepeda mereka sebagai motocross bertenaga manusia. Hal inilah yang pada akhirnya menjadi tonggak bersejarah sepeda BMX dan berpengaruh besar pada kultur ini secara berkelanjutan. 


Luapan trend BMX yang semakin membesar akhirnya membuat sebuah terobosan adanya kompetisi BMX tingkat lanjut yang lebih terorganisir. Lomba BMX pertama yang diadakan di California Selatan adalah pada tahun 1971 yang diselenggarakan oleh Scot Breithaupt. Dalam empat tahun digelarnya acara ini akhirnya banyak mendatangkan produsen sepeda yang mulai memproduksi sepeda BMX dengan roda 20” yang memang dikhususkan untuk olahraga dan perlombaan. 



Tapi lomba BMX terfenomenal yang pernah ada diadakan pada pertengahan tahun 1970. Saat itu masih mengadopsi lomba offroad (lintasan tanah). Terinspirasi oleh kedua anaknya, Greg dan Brain yang berprofesi sebagai pembalap motor di American Motocross Association tapi juga tergerus arus trend BMX maka George E. Esser kemudian tertarik mendanai National Bicycle League sebagai organisasi non-profit sepeda pertama di Florida. 



Di tahun 1977, American Bicycle Association (ABA) merupakan badan organisasi nasional yang bertugas untuk menumbuhkan olahraga ini. Kemudian pada April 1981, Federasi BMX International didirikan lalu digelarlah kejuaraan dunia BMX yang pertama pada tahun 1982. Dan sejak Januari 1993, BMX berintegrasi dengan Union Cycliste Internationale (UCI).



Awal 1980-an, BMX mulai menjadi pop culture nyaris semua remaja. Banyak anak BMX mulai jenuh dan tidak hanya ingin balapan saja, lalu mereka mulai tergelitik untuk belajar trik dan menembus batas kemampuan diri sendiri. Banyak dari mereka mulai meniru trik pemain skateboard sehingga trend BMX mengarah pada gaya bebas (freestyle). 


Dunia BMX menjadi semakin ekstrim pada awal tahun 1990-an dan nyaris seluruh anak BMX selalu menciptakan trik baru yang pastinya menguji mental masing-masing. Dan ketika semua itu makin menunjukkan gejala yang menggembirakan datanglah pengakuan dari ESPN yang kemudian menggelar acara BMX ekstrim pertama bertajuk X Games di Rhode Island pada tahun 1995. Dan menjadi acara tahunan yang diselenggarakan secara roadshow di beberapa negara bagian di Amerika Serikat.


Pada tahun 2003, Komite Olimpiade International menetapkan BMX sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade 2008 di Beijing, China. Dan yang telah dinobatkan menjadi juara dalam olimpiade tersebut adalah Maris Stromberg (pemuda dari Latvia) dan Anne-Caroline Chausson (gadis asal Perancis).



Sebuah tribute kepada kultur sepeda ini dirilis pada tahun 2005, berbentuk sebuah film dokumenter tentang perkembangan BMX dari awal hingga kini, dirunut dari masa susah hingga masa keemasannya dengan alur yang sangat menginspirasi. Film tersebut berjudul 'Joe Kid on a Sting-Ray' yang salah satunya dibintangi oleh Eddie Fiola sebagai dirinya sendiri dan beberapa pemeran lain yang bercerita tentang sepak terjang mereka dan kultur BMX yang mereka cintai.




Dan semua gegap gempita ini semakin membawa kepopuleran BMX ke puncak mainstream yang menjadikannya sebuah kultur sepeda yang konsisten, memiliki penganut yang sangat taat dan mulai sah untuk dijadikan sebagai sarana mengumpulkan pundi-pundi uang.


"Belajarlah dari sejarah... dan berpikirlah dari segala penjuru arah..."

Joe Kid on a Sting-Ray Official Trailer
http://www.youtube.com/watch?v=XYnbQuPZBx4

Dari berbagai sumber :
http://kanardo.wordpress.com/category/bike/page/2/
http://dennyknoxx.blogspot.com/2009/09/sejarah-bmx.html
http://gugumvandevard.blogspot.com/2011/09/sejarah-sepeda-bmx.html
http://sepeda.sportku.com/berita/bmx/cross-racing/6388-sejarah-olahraga-sepeda-bmx
http://www.detiksport.com/readfoto/2008/08/20/151640/991583/463/1/aksi-ekstrem-bmx-di-olimpiade

Tidak ada komentar:

Posting Komentar