Buat sebagian kalian mungkin ini sebuah istilah yang absurd, bahkan ada yang mengatakan bahwa konsep aktivitas persepedaan seperti ini sudah ada sejak dahulu kala?... Atau kalian hendak berdebat tentang apa yang akan saya tulis di blog saya ... hahaha ... Shittt! lahhh semua itu :P
Ahhh!... lupakan saja apa yang akan orang katakan dengan judul yang saya buat diatas tapi menurut saya semua ini mungkin bakal menjadi awal yang besar untuk sesuatu yang saya sendiri tidak tahu akan terjadi kelak di kemudian hari. Dan saya sedang berusaha keras mewujudkan 'hal besar' itu ke dalam kenyataan yang pasti :D
Jadi gini ... Cerita simpel yang aneh bin ajaib ini bermula dari sebuah percakapan tak tentu arah dengan durasi tak karuan antara dua orang yang baru saja saling mengenal, mereka adalah Agun dan Aan Ardian. Sebuah pertemuan yang sengaja dihelat di pertengahan bulan Ramadhan 2011 itu pada akhirnya membuahkan agenda sepeda yang sifatnya spontanitas dan belum memiliki judul yang gokil ...
Kecuali yang perlu digarisbawahi disini adalah aktivitas persepedaan ini berusaha selalu menggunakan sepeda modifikasi jenis cruiser atau lowrider untuk mengunjungi heritage spot di sekitar Yogyakarta dan sekitarnya. Tapi tak menutup kemungkinan suatu saat kelak seluruh heritage spot dunia akan kami masukkan sebagai agenda rutin anjangsana SLCK :D … who knows? :P Sebuah mimpi besar … hmm … siapa yang berhak melarangnya?...
Hmm … heritage spot yang seperti apa?... Yang ada di kepala kami adalah sebuah titik bersejarah yang nyaris dilupakan atau bahkan orang lain sama sekali tidak mengira mereka ada. Salah satu contoh nyata adalah Kanal Mataram ini. Banyak orang mengira ini hanya sebuah selokan panjang dan dalam yang membelah Yogyakarta utara dan selatan tapi ternyata banyak cerita dan nilai-nilai filosofis yang dapat kita petik dari selokan ini.
Oia, mungkin sebagian kalian bertanya, kenapa harus mengayuh sepeda modifikasi untuk hanya mengunjungi heritage spot?... And answer is, suka-suka kita lahhh :P hahaha … Yaaa, kami disini merakit dan cinta akan sepeda masing-masing yang kebetulan adalah sepeda tidak biasa yang banyak orang bilang sebagai sepeda modifikasi. Yang terpenting adalah kita segerombolan partisipan antitrend yang tidak mau terjebak oleh stigma masyarakat bahkan mengikuti pattern khusus yang dibuat menjadi label sah oleh sebagian orang. Kami semua percaya sepeda itu kodratnya adalah dikayuh kemana saja tanpa pandang medan maupun situasi, coba kalian sikit menengok sejarah … Disana dapat kalian temukan satu batalyon tentara menembus perbukitan dengan sepeda atau dilempar dari atas pesawat terbang berbadan paus biru kemudian mendarat dekat markas musuh dan menyusup dengan sukses lagi-lagi dengan sepeda. Oleh karena itulah kami mencoba menerabas batas yang ada dan membuktikan pada kalian semua bahwa sepeda dalam hal ini sepeda modifikasi pun mampu menelusuri jalur di luar standar.
Tanggal krusial itu adalah, 3 September 2011, Aan Ardian kembali melontarkan invitasi gokil agar agenda ini segera mewujud kepada aktivitas persepedaan nyata yang tidak biasa. Invitasi berantai melalui media pesan singkat telepon gengam pun menyebar bak wabah leptospirosis semenjak banjir bandang yang akhirnya menjangkiti sembilan kawan yang demam mengayuh mengarah ke stadium lanjut. Setelah semuanya berkumpul di suatu titik kumpul yang sama tidak biasanya, mengayuhlah sembilan teman ini dalam perjalanan meretas batas. Mereka inilah yang akhirnya menjadi pelopor aktivitas sepeda modifikasi (terutama di kalangan komunitas mereka) dengan tidak hanya mengendarainya di sekitar kota tapi hingga masuk jalan setapak pinggir sungai dan pedesaan padat penduduk.
Hari bersejarah itu menjadi awal dari SLCK V.1 dengan tujuan menjelajahi kanal Mataram atau yang biasa dikenal sebagai Selokan Mataram oleh kebanyakan orang. Sebuah jalur humanis berbentuk sungai yang terbentang dari sudut barat hingga timur Yogyakarta. Tidak seperti aktivitas persepedaan pada umumnya, karena SLCK perdana ini belum memiliki titik start resmi sehingga titik kumpul awal bukanlah titik startnya, lalu muncullah celetukan seru Finishing The Start yang berarti menyelesaikan titik start, yaitu Ancol Bligo di daerah Kulon Progo.
Alasan spontanitas, upaya pelestarian heritage spot, menerabas koridor dan kegilaan mengendarai sepeda modifikasi menjadikan hamparan ide yang memanjang dan melebar begitu luas diantara kesembilan kawan ini hingga tiba saat istirahat, Aan Ardian, Ifo Asmaji, Agun Pratama, Felix Mario, Yodam, Isal Muhammad, Agus Fatmike, A.T.A dan Asep saling melontarkan wacana bersepeda yang sarat makna untuk dikaji. Di forum inilah celetukan Isal Muhammad, tentang nama aktivitas ini muncul, sepeda lintas kota yang kemudian disempurnakan menjadi SLCK (Sepeda Lintas Cakrawala) oleh Ifo Asmaji dan SLCK pun berlanjut hingga kini, and just like everyone say ... the rest is history...
Dan dari semua hal tercecer dalam otak yang menjadi tujuan utama kami menggelar aktivitas ini adalah bagaimana agar kami semua mampu menjadi pemuda sadar akan sejarah dan mau melestarikannya demi kelanjutan generasi kami yang akan datang, cukup muluk bukan?... Haaa … Melestarikan itu bisa melalui banyak cara sesuaikan saja dengan minat kalian, ok kan! … Kebetulan saja kami ini sekumpulan teman yang sudah mirip saudara kembar siam yang memiliki kesukaan yang sama yaitu bersepeda modifikasi jadi kami rasa dengan inilah media yang paling efektif untuk melakukan upaya pelestarian tersebut. Dan SLCK telah menjadikan wacana sepeda kami tidak hanya hura-hura dan berkeliling tanpa arah semata, ini lebih dari itu semua.
"Kami tidak memilih sepeda ini ... Tapi sepeda inilah yang memilih kami"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar