Laman

Kamis, 09 Februari 2012

Gravity Bike : Sepeda Modif Raja Turunan



Gravity bike adalah olahraga bersepeda yang mirip dengan bersepeda gunung tapi ada perbedaan paling mendasar yaitu, gravity bike hanya menuruni bukit beraspal atau jalan raya menurun dengan sepeda ban berukuran 20” yang dirakit khusus tanpa menggunakan crank atau pedal dan sepenuhnya hanya mengandalkan kekuatan gravitasi bumi.


Jadi, Gravity bike tergolong olahraga sepeda yang disetting khusus untuk mencapai kecepatan maksimal. Sepeda ini mampu mencapai kecepatan 90 mph bahkan bisa lebih cepat. Gravity bike pertama kali mencuat di Amerika Serikat dan Australia sejak tahun 1970. Namun mampu berkembang pesat sekitar tahun 1990. Sayang tidak banyak yang bisa mendokumentasikan sejarah olahraga ini. Namun sebagai salah satu olahraga yang telah berjaya selama kurang lebih 30 tahun, kini perkembangan teknologi gravity bike pun semakin berkembang pesat. Salah satunya dengan adanya IGSA (International Gravity Sport Association), sebuah organisasi olahraga yang mengandalkan gravitasi bumi makin membuat gravity bike berkembang lebih baik dan lebih terorganisir.




Ciri khas Gravity bike adalah :
  1. Gravity bike biasa memakai rangka sepeda BMX atau sejenisnya yang sengaja ditelanjangi lalu dibalik hingga 180 derajat.
  2. Instalasi seat post yang sengaja dilas mati dengan posisi agak ke belakang dan cukup rendah berguna untuk mencapai posisi paling aerodinamis pengendaranya.
  3. Sebagai ganti tidak dipakainya crank maka dipasangkan pads (pijakan kaki) sedangkan handlebar (stang) sengaja diturunkan ke posisi dropdown sehingga posisi pengendaranya menyerupai orang tengkurap.
  4. Perlengkapan standar gravity bike adalah sarung tangan kulit, helm full face, wearpack, sepatu, dll. Sangat mengutamakan safety riding sesuai regulasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan di Indonesia, gravity bike berkembang seru di daerah Bandung yang dipelopori oleh salah satu dedengkot sepeda modifikasi disana. Dialah Aji Agoesdji, yang pertama kali mengaplikasikan frame cruiser 20” yang biasa dipakai kebanyakan anak sepeda modifikasi sebagai basis membangun sepeda lowrider. Dia merakit nyaris semua koleksi gravity bike-nya dengan frame tersebut, dan mengapa dia melakukan hal itu, mari kita interogasi…




Sebagai salah satu orang yang menginovasi frame rainbow sebagai Gravity bike, sudah berapa lama bang Aji bermain Gravity Bike?
Saya pertama kali bermain gravity bike di tahun 2009. Awalnya saya browsing segala literatur tentang gravity bike via internet dengan melihat secara teknik sampai bagaimana cara gravity bike berjalan. Dan akhirnya saya mencoba dengan beberapa kawan di klub saya (R2 Team Cruiser Bandung).



Saya memakai basic frame cruiser 20” karena didasari kecintaan saya pada scene lowrider. Saya mulai kembali meriset ulang sampai pada akhirnya adiksi karena bisa merasakan kecepatan maksimal saat mengendarai gravity bike. Kecepatan tertinggi yang pernah saya capai saat itu adalah 125 km/jam, waktu mencoba track di bukit Bedugul, Bali. Kini beberapa klub yang menggemari jenis sepeda olahraga ini dan tersebar seantero Indonesia, kita himpun dalam IGS (Indonesia Gravity Sport). 



Apa yang melatarbelakangi bang Aji bermain Gravity Bike, apa saja yang menjadi kendala?
Melihat Gravity bike sebagai olahraga yang kompetitif, apa ada event yang sedang disiapkan akhir-akhir ini?
Untuk kendala mungkin hanya tempat saja, karena tidak banyak tempat di Indonesia yang memiliki medan turunan yang sesuai kualifikasi. Di Bandung, ada beberapa lokasi yang cukup memadai, salah satunya di Stamfort, Dago. Oh iya… kita juga akan mengadakan beberapa seri kompetisi gravity bike mengambil lokasi di Bandung tahun ini (2012) dan untuk regulasi kompetisi kita menggunakan standar internasional.



 
Apa yang sebenarnya yang membedakan Cruiser dengan Gravity Bike?
Perbedaan cruiser dengan dengan gravity bike secara umum mungkin terlihat bahwa gravity bike sama sekali tidak menggunakan pedal dan hanya mengandalkan gaya gravitasi bumi melalui medan turunan sedangkan cruiser diciptakan sebetulnya untuk kenyamanan pengendaranya saat beraksi di jalanan kota. Cruiser bisa dibilang adalah fashion dimana untuk beberapa kawan sebagai mahakarya yang gak bisa dibandingkan dengan sepeda lain pada umumnya.


Untuk posisi pengendaraannya mungkin tidak jauh beda seperti motor dragbike atau road race sedangkan cara kerjanya hanya butuh dorongan yang kuat dan yang pasti butuh jalan menurun minimum 35 derajat sampai dengan 45 derajat dengan panjang track minimum 800 meter sampai 1,6 km.




Apa saja sparepart yang diperlukan untuk membangun Gravity Bike? Apa ada aturan baku tertentu?

Bila menggunakan standar gravity bike yang saya rakit, sparepart yang dibutuhkan yaitu frame cruiser, bmx atau frame trial bike dengan ukuran roda 20''. Pemakaian ban diharapkan menggunakan merk Maxxis dan hub roda bisa mengaplikasikan bearing atau hub bmx lubang 36 pada umumnya. Untuk stang bisa memakai asli dari mtb, bmx atau kalo mau lebih berkarakter sebaiknya modifikasi. 

Pemakaian rem minimal dengan V-brake atau kalau mau lebih bagus pakai rem cakram baik itu sistem kabel maupun hidrolis. Khusus untuk hidrolis disarankan untuk menggunakan dot3 atau dot 4, jangan pakai mineral oil karena cenderung panas dan berpotensi sering macet saat beraksi di atas sepeda.







Usaha apa saja yang sudah dilakukan bang Aji untuk menyebarkan virus Gravity Bike?
Usaha penyebaran virus yang sudah saya dilakukan salah satunya melalui media televisi (diliput Trans 7), koran, radio dan internet (diulas Sportku.com). Mungkin waktu yang akan berbicara untuk perkembangan lebih lanjutnya... Alhamdulillahnya, total pemain gravity bike yang terdaftar sekitar 35 orang baik laki-laki maupun perempuan yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Pemainnya gak banyak tapi hobi kita tersalurkan, khusus bagi speed addict, gravity bike sangatlah menantang karena memiliki sisi variasi yang menegangkan.


Kira-kira bagaimana bang Aji melihat prospek Gravity Bike di scene sepeda tanah air?
Melihat prospeknya di masa pendatang akan makin banyak pemain baru berdatangan, walau mungkin tidak akan naik secara drastis karena sepeda jenis ini memang memerlukan cukup keberanian untuk mencobanya.




Apa harapan bang Aji terhadap perkembangan Gravity Bike di tanah air ke depannya?
Harapan saya hanya satu, kita bisa tetap berkendara dengan kecepatan tinggi tanpa polusi dan yang pasti kita disini cinta dengan sepeda modifikasi hanya mungkin dengan jalur yang nyeleneh dari sepeda pada umumnya… karena kami punya motto ‘NO PEDAL NU PENTING KAWANI’ yang artinya ‘ga pake pedal yang penting punya keberanian’ (bahasa sunda, red.)

ID Facebook Group :
Indonesia Gravity Sport

Weblog :

Sebuah upaya mempertahankan eksistensi dalam dunia seni sepeda modifikasi dengan diferensiasi yang menakjubkan, itulah Aji Agoesdji yang menyebarluaskan wabah gravity bike ber-frame cruiser yang sangat inspiratif. Kamu juga seorang penggemar sepeda modifikasi yang menggilai kecepatan?... Sok atuh dicoba :)

Official Gravity Bike Video (Australia)

Dari berbagai sumber :
http://www.igsaworldcup.com
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10293680
http://www.gravitybike.com.au/about/about-this-site/
http://astridvaniata.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
http://sepeda.sportku.com/album/view/3928-gravity-bike-pemuja-turunan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar