Gravity
bike adalah olahraga bersepeda yang mirip dengan bersepeda gunung
tapi ada perbedaan paling mendasar yaitu, gravity bike hanya menuruni
bukit beraspal atau jalan raya menurun dengan sepeda ban berukuran
20” yang dirakit khusus tanpa menggunakan crank atau pedal dan
sepenuhnya hanya mengandalkan kekuatan gravitasi bumi.
Jadi,
Gravity bike tergolong olahraga sepeda yang disetting khusus untuk
mencapai kecepatan maksimal. Sepeda ini mampu mencapai kecepatan 90
mph bahkan bisa lebih cepat. Gravity bike pertama kali mencuat di
Amerika Serikat dan Australia sejak tahun 1970. Namun mampu
berkembang pesat sekitar tahun 1990. Sayang tidak banyak yang bisa
mendokumentasikan sejarah olahraga ini. Namun sebagai salah satu
olahraga yang telah berjaya selama kurang lebih 30 tahun, kini
perkembangan teknologi gravity bike pun semakin berkembang pesat.
Salah satunya dengan adanya IGSA (International Gravity Sport
Association), sebuah organisasi olahraga yang mengandalkan gravitasi
bumi makin membuat gravity bike berkembang lebih baik dan lebih
terorganisir.
Ciri
khas Gravity bike adalah :
- Gravity bike biasa memakai rangka sepeda BMX atau sejenisnya yang sengaja ditelanjangi lalu dibalik hingga 180 derajat.
- Instalasi seat post yang sengaja dilas mati dengan posisi agak ke belakang dan cukup rendah berguna untuk mencapai posisi paling aerodinamis pengendaranya.
- Sebagai ganti tidak dipakainya crank maka dipasangkan pads (pijakan kaki) sedangkan handlebar (stang) sengaja diturunkan ke posisi dropdown sehingga posisi pengendaranya menyerupai orang tengkurap.
- Perlengkapan standar gravity bike adalah sarung tangan kulit, helm full face, wearpack, sepatu, dll. Sangat mengutamakan safety riding sesuai regulasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan di Indonesia, gravity bike berkembang seru di daerah Bandung yang dipelopori oleh salah satu dedengkot sepeda modifikasi disana. Dialah Aji Agoesdji, yang pertama kali mengaplikasikan frame cruiser 20” yang biasa dipakai kebanyakan anak sepeda modifikasi sebagai basis membangun sepeda lowrider. Dia merakit nyaris semua koleksi gravity bike-nya dengan frame tersebut, dan mengapa dia melakukan hal itu, mari kita interogasi…
Sebagai
salah satu orang yang menginovasi frame rainbow sebagai Gravity bike,
sudah berapa lama bang Aji bermain Gravity Bike?
Saya
pertama kali bermain gravity bike di tahun 2009. Awalnya saya
browsing segala literatur tentang gravity bike via internet dengan
melihat secara teknik sampai bagaimana cara gravity bike berjalan.
Dan akhirnya saya mencoba dengan beberapa kawan di klub saya (R2 Team
Cruiser Bandung).
Saya
memakai basic frame cruiser 20” karena didasari kecintaan saya pada
scene lowrider. Saya mulai kembali meriset ulang sampai pada akhirnya
adiksi karena bisa merasakan kecepatan maksimal saat mengendarai
gravity bike. Kecepatan tertinggi yang pernah saya capai saat itu
adalah 125 km/jam, waktu mencoba track di bukit Bedugul, Bali. Kini
beberapa klub yang menggemari jenis sepeda olahraga ini dan tersebar
seantero Indonesia, kita himpun dalam IGS (Indonesia Gravity Sport).
Apa
yang melatarbelakangi bang Aji bermain Gravity Bike, apa saja yang
menjadi kendala?
Melihat
Gravity bike sebagai olahraga yang kompetitif, apa ada event yang
sedang disiapkan akhir-akhir ini?
Untuk
kendala mungkin hanya tempat saja, karena tidak banyak tempat di
Indonesia yang memiliki medan turunan yang sesuai kualifikasi. Di
Bandung, ada beberapa lokasi yang cukup memadai, salah satunya di
Stamfort, Dago. Oh iya… kita juga akan mengadakan beberapa seri
kompetisi gravity bike mengambil lokasi di Bandung tahun ini (2012)
dan untuk regulasi kompetisi kita menggunakan standar internasional.
Perbedaan
cruiser dengan dengan gravity bike secara umum mungkin terlihat bahwa
gravity bike sama sekali tidak menggunakan pedal dan hanya
mengandalkan gaya gravitasi bumi melalui medan turunan sedangkan
cruiser diciptakan sebetulnya untuk kenyamanan pengendaranya saat
beraksi di jalanan kota. Cruiser bisa dibilang adalah fashion dimana
untuk beberapa kawan sebagai mahakarya yang gak bisa dibandingkan
dengan sepeda lain pada umumnya.
Untuk posisi pengendaraannya mungkin tidak jauh beda seperti motor dragbike atau road race sedangkan cara kerjanya hanya butuh dorongan yang kuat dan yang pasti butuh jalan menurun minimum 35 derajat sampai dengan 45 derajat dengan panjang track minimum 800 meter sampai 1,6 km.
Bila
menggunakan standar gravity bike yang saya rakit, sparepart yang
dibutuhkan yaitu frame cruiser, bmx atau frame trial bike dengan
ukuran roda 20''. Pemakaian ban diharapkan menggunakan merk Maxxis
dan hub roda bisa mengaplikasikan bearing atau hub bmx lubang 36 pada
umumnya. Untuk stang bisa memakai asli dari mtb, bmx atau kalo mau
lebih berkarakter sebaiknya modifikasi.
Pemakaian rem minimal dengan V-brake atau kalau mau lebih bagus pakai rem cakram baik itu sistem kabel maupun hidrolis. Khusus untuk hidrolis disarankan untuk menggunakan dot3 atau dot 4, jangan pakai mineral oil karena cenderung panas dan berpotensi sering macet saat beraksi di atas sepeda.
Pemakaian rem minimal dengan V-brake atau kalau mau lebih bagus pakai rem cakram baik itu sistem kabel maupun hidrolis. Khusus untuk hidrolis disarankan untuk menggunakan dot3 atau dot 4, jangan pakai mineral oil karena cenderung panas dan berpotensi sering macet saat beraksi di atas sepeda.
Usaha
apa saja yang sudah dilakukan bang Aji untuk menyebarkan virus
Gravity Bike?
Usaha
penyebaran virus yang sudah saya dilakukan salah satunya melalui
media televisi (diliput Trans 7), koran, radio dan internet (diulas
Sportku.com). Mungkin waktu yang akan berbicara untuk perkembangan
lebih lanjutnya... Alhamdulillahnya, total pemain gravity bike yang
terdaftar sekitar 35 orang baik laki-laki maupun perempuan yang
tersebar di beberapa kota di Indonesia. Pemainnya gak banyak tapi
hobi kita tersalurkan, khusus bagi speed addict, gravity bike
sangatlah menantang karena memiliki sisi variasi yang menegangkan.
Kira-kira bagaimana bang Aji melihat prospek Gravity Bike di scene sepeda tanah air?
Melihat
prospeknya di masa pendatang akan makin banyak pemain baru
berdatangan, walau mungkin tidak akan naik secara drastis karena
sepeda jenis ini memang memerlukan cukup keberanian untuk
mencobanya.
Apa
harapan bang Aji terhadap perkembangan Gravity Bike di tanah air ke
depannya?
Harapan saya hanya satu, kita bisa tetap berkendara dengan kecepatan tinggi tanpa polusi dan yang pasti kita disini cinta dengan sepeda modifikasi hanya mungkin dengan jalur yang nyeleneh dari sepeda pada umumnya… karena kami punya motto ‘NO PEDAL NU PENTING KAWANI’ yang artinya ‘ga pake pedal yang penting punya keberanian’ (bahasa sunda, red.)
Harapan saya hanya satu, kita bisa tetap berkendara dengan kecepatan tinggi tanpa polusi dan yang pasti kita disini cinta dengan sepeda modifikasi hanya mungkin dengan jalur yang nyeleneh dari sepeda pada umumnya… karena kami punya motto ‘NO PEDAL NU PENTING KAWANI’ yang artinya ‘ga pake pedal yang penting punya keberanian’ (bahasa sunda, red.)
ID
Facebook Group :
Indonesia
Gravity Sport
Weblog :
Sebuah
upaya mempertahankan eksistensi dalam dunia seni sepeda modifikasi
dengan diferensiasi yang menakjubkan, itulah Aji Agoesdji yang
menyebarluaskan wabah gravity bike ber-frame cruiser yang sangat
inspiratif. Kamu juga seorang penggemar sepeda modifikasi yang
menggilai kecepatan?... Sok atuh dicoba :)
Official
Gravity Bike Video (Australia)
Dari
berbagai sumber :
http://www.igsaworldcup.com
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10293680
http://www.gravitybike.com.au/about/about-this-site/
http://astridvaniata.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
http://sepeda.sportku.com/album/view/3928-gravity-bike-pemuja-turunan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar